Hubungan Tingkat Kecacatan dan Lama Menderita Kusta dengan Depresi Penderita dan Mantan Penderita Kusta

Authors

  • Nawang Wulandari Prodi Keperawatan, STIKes Patria Husada Blitar
  • Muhammad Su'udi Praktisi Keperawatan, Puskesmas Ponggok Kabupaten Blitar

DOI:

https://doi.org/10.26699/jnk.v6i3.ART.p357-363

Keywords:

Tingkat Kecacatan, Lama Menderita, Depresi, Kusta

Abstract

Sifat penyakit yang kronis dan kecacatan yang ditimbulkan dari penyakit kusta dapat mengganggu penampilan dan fungsi tubuh penderitanya, ditambah persepsi yang negatif dari masyarakat menimbulkan dampak negatif dalam kesehatan jiwa. Penderita akan merasa rendah diri, tekanan batin dan merasa tidak berguna baik dalam lingkungan keluarga maupun masyarakat, kondisi ini yang dapat mencetuskan depresi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat kecacatan dan lama menderita dengan depresi penderita dan mantan penderita kusta di Kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar. Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Sampel yang digunakan sebanyak 26 responden diambil dengan teknik purposive sampling. Metode pengambilan data menggunakan kuesioner Zung Self-Rating Depression Scale (ZSDS) dan dianalisis menggunakan uji korelasi Spearman. Hasil analisis tingkat kecacatan dan lama menderita dengan depresi sama-sama didapatkan nilai p<0,05 yang berarti ada hubungan antara tingkat kecacatan dan lama menderita dengan depresi penderita dan mantan penderita kusta. Depresi dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya pendidikan, jenis kelamin, status perkawinan, dukungan, pendapatan, dan karakteristik penyakit sendiri. Peningkatan ketahanan terhadap depresi melalui self efficacy sangat diperlukan untuk meningkatkatkan kepercayaan diri penderita dan mantan penderita dalam mengatasi masalahnya.

 

The chronic nature of disease and disability resulting from leprosy can disrupt the appearance and function of the sufferer's body, and the negative perception of the community has a negative impact on mental health. Patients will feel inferior, inner pressure and feel useless in both the family and community environment, this condition can trigger depression. This study aims to determine the relationship between the level of disability and length of suffering with depression sufferers and former leprosy sufferers in Ponggok District Blitar. This type of research is observational analytic with cross sectional approach. The sample used by 26 respondents was taken by purposive sampling technique. The data collection method uses the Zung Self-Rating Depression Scale (ZSDS) questionnaire and analyzed using the Spearman correlation test. The results of the analysis of the level of disability and duration of suffering with depression both obtained p values <0.05 which means there is a relationship between the level of disability and duration of suffering with depression sufferers and former leprosy sufferers. Depression is influenced by many factors including education, gender, marital status, support, income, and the characteristics of the disease itself. Increased resistance to depression through self-efficacy is needed to increase the confidence of sufferers and former sufferers in overcoming their problems.

References

Amir, N. (2005). Depresi: aspek neurobiologi, diagnosis dan tatalaksana. Jakarta: balai perbit FK-UI

Amirudin M.D. (2012). Penyakit Kusta Sebuah Pendekatan Klinis. Makassar: Brilian International

Chin J. (2009). Manual Pemberantasan Penyakit Menular. Jakarta: Infomedika

Depkes RI. (2015). Pedoman Nasional Pemberantasan Penyakit Kusta. Jakarta: Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

Kaplan, H & Sadock, B. (2010). Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Psikiatri Klinis. Jakarta: Binarupa Aksara

Kaur & Van Brakel. (2012). Dehabilitation of leprosy affected people a study on leprosy.

Lumongga LN. (2009). Depresi tinjauan psikologi. Jakarta: Kencana

Kemenkes RI. (2018). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur Tahun 2017. Dinas Kesehatan Profinsi Jawa Timur

Rohmatika. (2012). Gambaran Konsep Diri pada KlienDengan Cacat Kusta di Kelurahan Karangsari Kecamatan Neglasari Tangerang. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah

Siagian, Marchira, Siswati. (2009). The Influenc of Stigma and Depresion on Quality of Life on Leprosy Patient (serial online). Diakses tanggal 25 Oktober 2019

Susanto T. (2010). Pengalaman Klien Dewasa Menjalani Perawatan Kusta di Wilayah Kerja Puskesmas Jenggawah Kabupaten Jember Jawa Timur: Studi Fenomenologi. Jawa Barat : program pasca Sarjana Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Widakdo, G dan Besral. (2013). Efek penyakit kronis terhadap gangguan mental emosional. Jurnal Kesehatan Mayarakat Nasional 7(7): 309-316

Videbeck SL. (2008). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta:EGC

Zung Self Depression Scale (ZSDS) ECDEU verion (1965). Zung WW, Sajatovic M & Ramirez LF. Rating scales in mental health (2th Ed) Hudson OH.2003

Zulkifli. (2018). Penyakit Kusta dan Masalah Yang Ditimbulkannya. Dipublikasikan oleh USU: Digital Library

Downloads

Additional Files

Published

05-12-2019

How to Cite

Wulandari, N., & Su’udi, M. (2019). Hubungan Tingkat Kecacatan dan Lama Menderita Kusta dengan Depresi Penderita dan Mantan Penderita Kusta. Jurnal Ners Dan Kebidanan (Journal of Ners and Midwifery), 6(3), 357–363. https://doi.org/10.26699/jnk.v6i3.ART.p357-363

Issue

Section

Article

Most read articles by the same author(s)