Analisis Perilaku Safe Sex pada Wanita Pekerja Seks dengan Kejadian Infeksi menular Seksual di Lokalisasi Tangkis Porong

Authors

  • Esty Puji Rahayu Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
  • Lailatul Khusnul Riski Prodi Kebidanan, Universitas Nahlatul Ulama Surabaya

DOI:

https://doi.org/10.26699/jnk.v6i2.ART.p112-119

Keywords:

IMS, Safe Sex, HIV

Abstract

Infeksi Menular Seksual (IMS) menyebabkanangka kesakitan dan kematian terutama di negara berkembang, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam  mempermudah penularan infeksi seksual HIV. Kunjungan pasien dari kelompok beresiko IMS yang datang untuk memeriksakan dirinya  ke Puskesmas Porong pada bulan Maret 2016, hanya terdapat 5 orang. Penelitian  merupakan eksplanatory research dengan desain penelitian deskriptif analitik dan pendekatan crossectional. Populasi sebanyak 40 orang wanita pekerja seks, teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dengan jumlah sampel 36 orang WPS. Data perilaku safe sex diperoleh dengan  menggunakan kuesioner, sedangkan pemeriksaan IMS dilakukan degan swab vagina (pewarnaan gram dan gymse), dan pengambilan darah. Hasil analisa menggunakan chi Square didaptakan hasil safe seks, IMS (pewarnaan gram dan gymse ) dan kondiloma mempunyai hubungan yang signifikan dengan p value 0,008. Sedangkan HIV dan syphilis tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku safe sex dengan p value 0,932 dan 0,76.  Perilaku safe sex yang buruk akan meningkatkan 4,47 kali kejadian IMS. Gejala Syphilis jarang disadari oleh WPS karena gejalanya cukup ringan. Pemeriksaan HIV menggunakann Tes Cepat dimana hasil tes keluar dalam 20-30 menit dan tidak dilanjutkan dengan pemeriksaan lengkap dengan metode ELISA (enzyme-linked immunosorbent assays). Faktor faktor tersebutlah yang mungkin bisa menjadi penyebab tidak adanya hubungan safe sex dengan HIV dan syphilis. Dari penelitian ini diharapkanPuskesmas Porong khususnya tenaga kesehatan lebih giat lagi dalam melakukan upaya promotif, prefentif dan kuratif untuk menekan kejadian IMS terutama pada kelompok rentan seperti WPS.

References

Arifianti, N. A. (2008). Analisis faktor-faktor penyebab niat wanita pekerja seks (WPS) yang menderita IMS berperilaku seks aman (safe sex) dalam melayani pelanggan. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 3 / No. 2

Budiono, I. (2012). Konsistensi penggunaan kondom oleh wanita pekerja seks/pelanggannya. Jurnal Kesmas 7(2), 97-101.

Beveridge, T.(2001). Use of the gram stain in microbiologybiotechnic and histochemistry.Biotech Histocham 2001 May. 76(3), 111-118.

Depkes R.I., Population U.N. (2002). Kesehatan reproduksi. Jakarta: Fund

Kemenkes RI. (2015). Pedoman nasional penanganan infeksi menular seksual.Jakarta: Kemenkes RI

Kemenkes RI, 2011. Surveilans terpadu biologis dan perilaku. Jakarta: Kemenkes RI Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

Susilo, T. H. (2004). Faktor-faktor yang mempengaruhi praktik negosiasi penggunaan kondom untuk mencegah IMS dan HIV/AIDS pada WPS di resosialisasi argorejo kelurahan kalibanteng kulon kecamatan semarang barat kotaSemarang.Tesis

Lee, L.M., McKenna M.T. and Janssen R.S..(2003). Classification of transmission risk in the national HIV/AIDS surveillance system. Public Health Reports. 2003.18, 400-440.

Nyagero et,al. (2012). Behaviour change and associated factors among female sex workers in Kenya. Pan African Medical Journal 13 (Supp 1): 16 December 2012

Downloads

Additional Files

Published

05-08-2019

How to Cite

Rahayu, E. P., & Riski, L. K. (2019). Analisis Perilaku Safe Sex pada Wanita Pekerja Seks dengan Kejadian Infeksi menular Seksual di Lokalisasi Tangkis Porong. Jurnal Ners Dan Kebidanan (Journal of Ners and Midwifery), 6(2), 112–119. https://doi.org/10.26699/jnk.v6i2.ART.p112-119

Issue

Section

Article