Pengaruh Terapi Komplementer “Meditasi†terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Premenstrual Syndrom pada Remaja Putri Usia 16-18 Tahun di Kelompok Remaja Desa Jatinom Blitar
DOI:
https://doi.org/10.26699/jnk.v7i2.ART.p270-275Keywords:
Meditasi, Nyeri Premenstrual Sindrom, Remaja PutriAbstract
Menstruasi adakalanya disertai dengan ketidaknyamanan yang disebut dengan sindrom pre menstruasi seperti gejala fisik, psikologi dan emosional yang terkait dengan perubahan hormonal. Sindrom pre menstruasi dapat dicegah dengan berbagai terapi, salah satunya terapi komplementer, salah satunya adalah meditasi. Design penelitian yang digunakan adalah pre eksperimen dengan pendekatan pre-post design, sampel penelitian berjumlah 20 reponden, Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini termasuk analisis univariat menggunakan frekuensi distribusi dan analisis bivariat menggunakan pasangan uji-t sampel. Hasil penelitian menunjukan terdapat kenaikan mean antara sebelum dan sesudah sebesar 5 poin, dan Ïvalue=0.0001 < α 0.05 maka terdapat pengaruh terapi komplementer “meditasi†terhadap penurunan intensitas nyeri pre menstrual sindrom. Pada dasarnya pemberian terapi meditasi ini dapat memberikan kondisi yang rileks dimana pada kondisi rileks semua system tubuh akan bekerja dengan baik dan pada kondisi ini hipotalamus akan meyesuaikan dan terjadinya penurunan aktifitas sistem saraf simpatis dan menigkatkan aktifitas sistem parasimpatis. Terapi meditasi dilakukan bisa setiap hari di jam senggang dan tidak mempunyai efek samping.
Â
Menstruation is sometimes accompanied by discomfort called pre-menstrual syndrome such as physical, psychological and emotional symptoms associated with hormonal changes. Pre menstrual syndrome can be prevented by various therapies, one of which is complementary therapy, one of which is meditation. The research design used was pre-experimental with a pre-post design approach, the study sample numbered 20 respondents, data analysis used in this study included univariate analysis using frequency distribution and bivariate analysis using paired t-test samples. The results showed there was an increase in the mean between before and after by 5 points, and Ïvalue = 0.0001 <α 0.05 then there was the effect of complementary therapy "meditation" on the decrease in the intensity of pre menstrual pain syndrome. Basically, giving this meditation therapy can provide a relaxed condition where in a relaxed condition all body systems will work well and in this condition the hypothalamus will adjust and decrease the activity of the sympathetic nervous system and increase the activity of the parasympathetic system. Meditation therapy can be done every day at leisure and has no side effects.
References
Ardiana, F (2018). Korelasi Tingkat Stres dengan Kejadian Sindrom Premenstruasi pada Mahasiswi. Journal of Health Science and Prevention, Vol.2 hal.1
Bock SJ, Boyette M.(1995). Awet Muda Bersama Melatonin. : Dabara Publishers, Solo
Burkman RT. Berek & Novak’s. (2012). JAMA Gynecology; Vol.308. No.5. hh:516-7.
Deasylawati P (2010). Tetap Happy Saat Menstruasi. Surakarta: Afra
Fajri, A., & Khairani, M. (2011). Hubungan Antara Komunikasi Ibu-Anak Dengan Kesiapan Menghadapi Menstruasi Pertama (Menarche) Pada Siswi SMP Muhammadiyah Banda Aceh. Jurnal Psikologi Undip, II.
Haedani dan Bimo Adi, S.Psi : Penerbit Erlangga.
Haruyama, S. (2013). The Miracle Of Endorphin. Bandung. Mizan Pustaka
Hurlock, E. B. (2004). Psikologi Perkembangan. Erlangga.
Kurniawati, D., 2008, Pengaruh Dismenore terhadap Aktifitas pada Siswi SMK Batik 1 Surakarta, Skripsi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.
Matteson M.T. Ivancevich, John M, Konopaske. R. 2006. Perilaku dan Manajemen Organisasi. Jilid 1. Alih Bahasa : Gina Gania. Penerjemah Wibi Proverawati dan Misaroh (2009). Menarche Menstruasi Pertama Penuh Makna.Yogyakarta:Nuha Medika.
Maulana, Razi. 2008. Hubungan Karakteristik Wanita Usia Produktif Dengan Premenstrual Syndrome (PMS). Jurnal Ilmu Keperawatan. Vol.3. no.1, hh:1-5
Nasriati. R, Suryani.L, Afandi.M.(2016). Kombinasi Edukasi Nyeri dan Meditasi Dzikir Meningkatkan Adaptasi Nyeri Pasien Pasca Operasi Fraktur. Muhammadiyah Journa of Nursing. Vol.3, No.1. hh:59-68
Proverawati dan Misaroh.2009.Menarche Menstruasi Pertama Penuh Makna.Yogyakarta:Nuha Medika.
Ramadani, M. (2012.) Premenstrual syndrome (PMS). Jurnal Kesehatan Masyarakat. Vol.7, No. 1. Diakses dari http://download.portalgaruda. org/article.php?article=284274&val=7056&tit le=PREMENSTRUAL%20SYNDROME%20 (PMS)
Retissu, R., Sanusi, S., Muhaimin, A., & Rujito, L. (2010). Hubungan indeks massa tubuh dengan sindroma premenstruasi. Majalah Kedokteran FK UKI. 27(1): 1–6. Diakses dari http:// www.majalahfk.uki.ac.id/assets/majalahfile/ artikel/2010-01-artikel-01.pdf.
Rokade PB. 2011. Release of endomorphin hormone and its effects on our body admoods : a review. International Conference on Chemical, Biological dan Enviroment Sciences; 2011 Dec; Bangkok : ICCEBS
Sari. LT (2018). Effectiveness Of Yoga Movement Suryanamaskar Of Dismenorhea Pain Reduction Of Adolecent. Jurnal Ners dan Kebidanan. Vol.5. No.1.hh.69-73
Sari, WP., Harahap, DH., Saleh, MI (2018). Prevalensi Penggunaan Obat Anti-Inflamasion-Streroids (OAINS) Pereda Dismenore di Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang. Majalah Keokteran Sriwijaya, N0.3 (Juli), hh: 154-165
Smith, S.F., Duell, D.J., Martin, B.C. (2004).Clinical nursing skills: Basic to advancedskills. New Jersey: Pearson Prentice Hall.
Widyastuti.(2008). Terapi Komplementer dalam Keperawaan. Jurnal Keperawatan Indonesia. Vol.12 no.1 (Maret) hh:53-57
Woodyard C. Exploring the therapeutic effects of yoga and its ability to increase quality of life. Int J Yoga. 2011;4(2):49- 54. doi:10.4103/0973-6131.85485.