Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku Penanganan Gawat Darurat Hipotermi pada Pendaki Gunung di Organisasi Primapala Ampel Kabupaten Boyolali
DOI:
https://doi.org/10.26699/jnk.v7i1.ART.p037-043Keywords:
Tingkat Pengetahuan, Perilaku, Pendaki, HipotermiAbstract
Latar Belakang : Pendaki gunung dan hipotermi merupakan sebuah hubungan yang sangat terkait dalam pendakian. Cuaca buruk di puncak gunung Merbabu menyebabkan 7 pendaki harus dievakuasi karena mengalami hipotermi saat mendaki. Kondisi tubuh yang terlalu lama kedinginan, khususnya dalam cuaca berangin dan hujan dapat menyebabkan mekanisme pemanasan tubuh terganggu. Pentingnya pengetahuan pada pendaki dapat menjadikan pendaki tersebut terhindar dari hipotermi, tetapi tak jarang para pendaki menganggap remeh dan tidak peduli. Tujuan Penelitian: Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku penanganan gawat darurat hipotermi pada pendaki gunung di organisasi Primapala Ampel Boyolali. Metode: Jenis penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota Primapala Ampel Boyolali yang berjumlah 30 orang. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 30 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Analisa data menggunakan Uji Kendal Tau. Hasil : Hasil analisa diperoleh tingkat pengetahuan tentang penanganan gawat darurat hipotermi dalam katgori baik sebanyak 27 responden (90%), kategori cukup sebanyak 3 responden (10%). Perilaku penanganan gawat darurat hipotermi dalam kategori baik sebanyak 28 responden (93,3%), kategori cukup 2 responden (6,7%). Nilai Signifikansi uji Kendal Tau yaitu 0,013 Diskusi: Perilaku penganganan gawat darutat Hipertermi mayoritas dalam kategori baik dan terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku penanganan gawat darurat hipotermi pada pendaki gunung di organisasi Primapala Ampel Boyolali.
Â
Background: Mountaineer and hypothermia have correlation in climbing. Bad weather at the top of Merbabu caused 7 mountaineers to be evacuated because of hypothermia. Body condition was too long periods of cold, especially in windy weather and rain can cause the body's warming mechanism to be disrupted. The importance of cognitive for mountaineers can make the mountaineers avoid hypothermia, but not infrequently the mountaineers underestimate and do not care. The purpose of research: Knowing the realtion of cognitive level and hypothermia emergency handling of mountaineers in Primapala ampel Boyolali organization. Method: The research used analytic reasearch with cross sectional approach. The research population is all members of Primapala ampel Boyolali organization which are consist of 30 people. The number of samples is 30 people. The sampling technique used total sampling. The research instrument used questionnaire. The data analysis used Fisher Test. Result: Cognitive level of hypothermia emergency handling is good category which are 27 respondents (90%), enough category which are 3 respondents (10%). Hypothermia emergency handling in good category is 28 respondents (93,3%) and enough category is 2 respondents (6,7%). Significance Value of Kendall’s Tau test that is 0.013 Discussion: Majority of emergency treatment behavior Hypertherm is in the good category. Discuss: There is a realtionship between the cognitive level and hypothermia emergency handling of mountaineers in Primapala ampel Boyolali organization.
References
Hardisman. 2014. Gawat Darurat Medis Praktis. Yogyakarta : Gosyen Publishing
Kaban, KB & Rani, K. 2018. Hubungan Pengetahuan Perawat Tentang Basic Life Support (Bls) Dengan Perilaku Perawat Dalam Pelaksanaan Primary Survey Di Ruang Igd Royal Prima Hospital. Jurnal Keperawatan Priority, Vol 1, No. 1
Ludiyanto, A. 2018. 5 Pendaki Merbabu Dievakuasi Gara-Gara Cuaca Buruk, Jalur Ditutup. https://m.solopos.com/soloraya/read/20181230/492/961983/5-pendaki-merbabu-dievakuasi-gara-gara-cuaca-buruk-jalur-ditutup/amp. Diakses 28 Maret 2019
Muchammad, A. F., dan Ikhwan L. Pengaruh Trait Kepribadian (Personality) Dan Dukungan Sosial Terhadap Risk Taking Behavior Pada Pendaki Gunung. Jakarta : Jurnal P3I. Vol.6. No. 2
Musliha. 2009. Keperawatan Gawat Darurat. Yogyakarta : Nuha Medika
Naldi, Y, Atik S dan Purnomo PN. 2018. Hubungan Pengetahuan Hipotermi dengan Perilaku Penanganan Awal Hipotermi pada Mahasiswa Pencinta Alam di Unswagati dan IAIN Syekh Nurjati Kota Cirebon. FK Universitas Swadaya Gunung Jati : Jurnal Kesehatan dan Kedokteran Tunas Medika.
Notoadmojo, S. 2014. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta
Purwoastuti dan Wahyuni. 2015. Perilaku dan Softskills Kesehatan Panduan Untuk Tenaga Kesehatan Perawat dan Bidan. Jakarta : Pustaka Baru Press
Riska, P. P. dan Siti, M. 2017. Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Hipotermi Pada Bayi. Surakarta : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan. Vol. 4. No. 2
Sarimo, E. 2008. LKS Geografi X Semester Genap. Surakarta : CV Citra Pustaka
Setiati, S. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi IV. Jilid I. Jakarta : Internal Publishing
Sri, B. dan Nasifatul, M. 2014. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Paritas I Tentang Peranan Perawatan Bayi Baru Lahir Dengan Kejadian Hipotermi. Jombang : Jurnal Edu Health. Vol. 4. No. 1
Susilo, T. 2012. Siap Mendaki! Panduan Dasar Pendakian. Jakarta
Syahrani, Santoso, dan Sayono. 2012. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Penatalaksanaan ISPA Terhadap Pengetahuan dan Ketrampilan Ibu Merawat Balita ISPA dirumah. https://www.jurnal.stikes-aisyiyah.ac.id/index.php/gaster/article/view/225 (diakses tanggal 6 April 2019)
Tanto, C. 2014. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi IV. Jilid II. Jakarta : FKUI
Triwibowo, C dan Pusphandani, M, E. 2015. Pengetahuan Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta : Medikal Book
Wawan dan Dewi M. 2011. Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia. Cetakan II. Yogyakarta : Nuha Medika
Wijaya, H. W. 2011. Rekam Jejak Pendakian ke-44 Gunung di Nusantara. Yogyakarta : ANDI
Kustina & Windya, DS. (2017). Hubungan Pengetahuan Tentang Hipotermi Terhadap Praktik Penanganan Hipotermi Pada Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala).Thesis, Universitas Muhammadiyah Semarang.