Intervensi dukungan Kelompok Sebaya terhadap Kemampuan Menyelesaikan Masalah pada Remaja
DOI:
https://doi.org/10.26699/jnk.v6i2.ART.p120-125Keywords:
Dukungan Kelompok Sebaya, Kemampuan Menyelesaikan Masalah, Remaja.Abstract
Masalah remaja cenderung sulit untuk diatasi oleh remaja sendiri, hal ini terjadi karena remaja belum terbiasa menyelesaikan masalahnya sendiri tanpa meminta bantuan orang lain. Ketika remaja dapat menghadapi masalah tersebut dengan baik, maka akan menjadi modal dasar dalam menghadapi masalah selanjutnya sampai dewasa. Kemampuan remaja dalam menghadapi masalah inilah disebut dengan Adversity Quotient. Salah satu faktor pembentuk kemampuan menyelesaikan masalah (Adversity Quotient) yakni motivasi melalui kelompok sebaya (peer group). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh peer support group therapy terhadap Adversity Quotient pada remaja usia menengah. Desain penelitian adalah pre experiment design dengan pendekatan one-group pre-post test design dengan populasi sebanyak 488 remaja usia menengah, dan jumlah sampel yang dijadikan penelitian sebanyak 32 siswa yang dipilih dengan teknik simple random sampling. Analisis statistik menggunakan uji Wilcoxon dengan α=0,05. Pada pretest sebesar 46,9% memiliki Adversity Quotient tingkatan moderate dan 50% pada parameter origin and ownership masuk dalam tingkatan moderate high. Pada posttest sebesar 56,2% memiliki Adversity Quotient tingkatan moderate high dan 62,5% pada parameter control, origin and ownership masuk dalam tingkatan moderate high. Hasil uji wilcoxon (Ï=0,000<α=0,05) menunjukkan bahwa peer support group therapy berpengaruh terhadap parameter dan tingkatan Adversity Quotient pada remaja menengah. Tiga pendekatan dasar ekspresi perasaan, dukungan sosial, dan keterampilan kognitif yang dapat memberikan dorongan untuk mempelajari keterampilan koping dan merubah perilaku kearah yang konstruktif. Remaja dapat melakukan dukungan kelompok sebaya untuk memberikan dukungan agar dapat meningkatkan kemampuan beradaptasi terhadap situasi kehidupan, dan mengajarkan keterampilan penyelesaian masalah.References
Dhanita, Lisa., Hidayat, Ahmad. 2015. Gambaran Adversity Quotient pada Wirausahawan Melayu di Bidang Kuliner. An – Nafs, Vol. 09, No. 03, Th 2015. ISSN 1907 – 3305.
Ekasari, Agustina., Andriyani, Zesi. 2013. Pengaruh Peer Group Support dan Self-Esteem Terhadap Resilience Pada Siswa SMAN Tambun Utara Bekasi. Jurnal Soul, Vol.6, No.1, Maret 2103.
Fitria, Ika Anisa. 2014. Konsep Diri Remaja Putri Dalam Menghadapi Menarche. Skripsi. Program Studi Psikologi Jurusan Ilmu Sosial Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel.
Putra, Randi Gentamandika., Hidayati, Nur Oktavia., Nurhidayah, Ikeu. 2016. Hubungan Motivasi Berprestasi Dengan Adversity Quotient Warga Binaan Remaja Di LPKA Kelas II Sukamiskin Bandung. Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia, Vol.2 No.1 Juli 2016.
Rahmawati, Theresia Aprilia. 2007. Studi Deskriptif Mengenai Adversity Quotient Pada Siswa SMA Kelas XI. Skripsi. Program Studi Psikologi Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Santrock, J W. 2007. Remaja Edisi 11 Jilid 2. Penerjemah: Benedictine Widyasinta. Jakarta: Erlangga.
Santrock, J W. 2013. Adolescence (Perkembangan Remaja). The University of at Dallas: Times Mirror Higher Education.
Stoltz, Paul G. 1997. Adversity Quotient Mengubah Hambatan Menjadi Peluang. Hermaya, T. 2004. Jakarta: PT Grasindo.
Stuart, G.W., and Laraia .2005.Principles And Practice of Psychiatric Nursing. (7thed).St. Louis: Mosby Year Book
Stuart, Gail W. 2013. Prinsip dan Praktik Keperawatan Jiwa
Stuart. Keliat, Budi Anna., Pasaribu, Jesika. 2016. Elsevier.
Swasti, Keksi Girinda., Helena, Novy., Pujasari, Hening. 2013. Penurunan Ansietas Dalam Menghadapi Ujian Nasional Pada Siswa Kelas XII SMAN X Melalui Pemberian Terapi Suportif. Jurnal Keperawatan Soedirman, Vol.8, No.2, Juli 2013.